Kamis, 09 Februari 2012

kau yang selalu ku rindukan

February 9th, 2012
Disuasana sore seperti sekarang,,
Aku duduk seorang diri di sudut ruangan..
Menikmati hembusan angin, yang secara lembut mengenai wajahku..
Pikiran ku pun melayang pada bangunan-bangunan yang berdiri tinggi didepan mataku…
Warna-warna yang ditunjukan dan arsitek yang dibangun membuat aku sejenak terpana..
Tak jauh dari tempat aku duduk, mataku melayang pada beberapa tanaman bunga yang dengan gemulai berdendang ditiup angin.. 

Perlahan ku pejamkan mataku, ku coba meresapi semua kenikmatian dari setiap keindahan tersebut..

Sejenak kemudian pikiranku melayang, terpikirkan oleh ku tentang seseorang.. Yang sangat aku rindukan, yang dulu selalu ada untuk memberikan aku semangat dan motivasi dalam melangkah, membuat jejak-jejak kecil telapak kakiku..Ku putar ulang jejak yang pernah aku jalani, dan disana aku temukan dirimu.. Tanpa pikir panjang, Ku masuki kehidupan itu.. Kurasakan kembali betapa kau begitu menyayangiku…  Begitu besar pengorbanan yang kau berikan hanya untuk diriku,,


Masih melekat dalam pikiranku mana kala ketika aku masih kecil, diusia 4-6 tahun.. Kau tak pernah lelah menjagaiku, karna kau tak tega meninggalkan aku yang masih kecil, dan karna pekerjaanmu dari pagi hingga sore sehingga aku dibawa untuk turut ikut agar kau bisa menjagaiku..
Dengan menumpangi sebuah sepeda mini, kau membawaku setiap hari, dan karna badanku kecil kau menempatkan aku pada keranjang sepeda beserta bekal makanan dan sebotol besar minum air putih..
Mungkin memang sangat kecil badanku hingga memang ketika kau dudukan aku dalam keranjang sepeda yang terlihat dari luar hanyalah ubun-ubunku J  hingga pada suatu kesempatan, orang yang kau jumpai mengira kau membawa unik ( sebutan untuk seekor anak babi dalam bahasa dayak ma’anyan),, oh, betapa kecilnya diriku..
Namun, kau tak lelah,dan tak sedikitpun kau mengatakan cape karna perjalanan jauh yang kita tempuh ± 40KM setiap hari.. 


Dari kecil aku memang kau didik mandiri, dan karna penghasilan keluarga yang kecil sehingga kehidupan kita pas-pasan. Beberapa tahun berlalu, aku pun tidak lagi anak kecil yang memang dengan badan kecil.. waktu itu aku telah berada dikelas 5 SD.. aku belajar menjadi peternak ayam, itik.. walaupun masih ratusan ekor saja, tapi itu udah cukup membantu kehidupan yang tengah itu kita jalani..
Waktu itu, aku punya dua orang sodara yang tengah mengenyam pendidikan perguruan tinggi, biaya yang mahal memang mereka perlukan, orang tua yang hanya petani dan ditambah sedikit penghasilan papah sebagai guru SD itu tak mencukupi untuk kehidupan kami.. sehingga tak ada pilihan lain yang harus ku lakukan adalah mandiri..
Tengah itu, aku sedang sibuk memberi makan  ayam-ayamku dan aku sendiri tidak sadar alu (batang kayu untuk menumbuk padi) jatuh dari atas ke tengah kepalaku, seketika bandu yang aku kenakan patah terbelah dua dan aku merasa melayang, kau yang melihat kejadian itu langsung memeluk erat tubuhku..Waktupun terus berlalu, aku terus melangkah dan kini aku telah di perguruan tinggi..
Beberapa tahun tekahir, masa-masa kita bersama..
Kau jatuh sakit, kau sangat merindukan kala kita bisa bersama, namun karna aku harus menuntut ilmu di kota orang hingga tidak banyak waktu yang bisa aku berikan untukmu.. kala libur tiba, aku habiskan hanya untuk merawatmu, betapa aku harus menahan air mataku ketika aku bersamamu, betapa kau begitu lemah tapi keinginan mu begitu besar.. 


Aku sempat kesal dengan sikapmu,, karna apa yang aku lakukan seringkali salah dimatamu. Tak cukup siang hari aku mengerjakan keinginanmu tapi ketika malam haripun aku harus jalan malam meninggalkan rumah hanya untuk mengerjakan apa yang kau inginkan. Sering aku berpikir tidak akan pernah mau pulang kerumah karna aku kesal dengan sikapmu. Namun, perasaan itu runtuh saat aku melihat mu yang tengah itu sedang sarapan pagi, kala itu kondisi kesehatanmu memang  tak begitu sehat tapi kau sangat lahap makan. Waktu pagi itu, kau makan dengan sangat lahap tapi tanganmu menggetar  ketika menyuapi makanan, bahkan ketika mengangkat gelas untuk minumpun harus menggunakan kedua tangan karna tak mampu lagi kau menggunakan satu tangan. Air mataku tak tertahankan lagi melihat itu, perasaan kesal yang selama ini ku simpan ketika itu juga runtuh, aku berlari menjauhimu dan tak kuasa menahan air mata. Ku sadari betapa kejamnya aku padamu..


Setahun kemudian kau meninggalkan aku untuk selama-lamanya, meninggalkan aku dan tak pernah lagi aku bisa merasakan dekapan hangat seperti dulu..
Penjagaanmu, kata-katamu, canda tawa yang sering kita lakukan sampai pada harapanmu membuatku menjadi anak yang membuatmu bangga..
Sedihku memang tak terbayar, keberadaanmu dalam hatiku tak akan tergantikan. Terimakasih untuk semua yang kau berikan, untuk hidup dan kasih sayangmu papah,.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar